
BSIP NTB GELAR BIMTEK STANDAR PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN
BSIP NTB,12 Desember 2024 – Dalam upaya mendukung program Kementerian Pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan, Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) NTB menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Standar Produksi Benih Jagung Hibrida melalui kegiatan ICARE di Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada petani dan penangkar benih mengenai standar produksi benih jagung hibrida yang berkualitas, guna mendukung kemandirian benih lokal dan ketahanan pangan.
Acara yang berlangsung di Praya Barat, Lombok Tengah, ini dihadiri oleh Kepala BSIP NTB, PBT BPSB Kabupaten Lombok Tengah, serta penangkar benih jagung yang terlibat dalam kegiatan ICARE, termasuk para teknisi dan petani pelaksana produksi benih jagung hibrida dari UD. Batur Tani.
Dalam sambutannya, Kepala BSIP NTB, Dr. Ir. Awaludin Hipi, mengungkapkan bahwa Praya Barat dipilih sebagai lokasi produksi jagung hibrida sebagai bagian dari langkah strategis untuk mencapai mandiri benih dan swasembada benih jagung. "Kami berharap dengan adanya produsen benih lokal, petani tidak akan kesulitan dalam memperoleh benih berkualitas. Benih yang akan diproduksi adalah Nasa 29, yang merupakan varietas jagung hibrida unggulan," jelasnya.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan standar produksi benih jagung hibrida, yang difokuskan pada prosesing benih sesuai dengan SNI 9283:2023. Nani Herawati, SP., M.Si, selaku narasumber utama, menjelaskan bahwa untuk menghasilkan benih jagung yang berkualitas, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi, yaitu mutu genetik dan mutu lapangan. "Benih yang berkualitas harus memenuhi standar kedua syarat tersebut agar dapat menghasilkan produk yang bermutu dan siap tanam," ungkapnya.
Bimbingan teknis ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan keterampilan baru bagi para penangkar benih dan petani di Lombok Tengah dalam menghasilkan benih jagung hibrida yang memenuhi standar nasional dan internasional. Dengan demikian, diharapkan ketergantungan pada benih impor dapat berkurang, dan para petani lokal dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan benih berkualitas untuk mendukung swasembada pangan di daerah tersebut.
Kegiatan ini juga menandai langkah penting dalam Program ICARE, yang terus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas petani dan penangkar benih dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui penerapan standar produksi yang baik dan benar